Senin, 27 Juni 2011

Gadis Korek Api



Gadis Korek Api
Hari mulai gelap tidak satupun korek apinya terjual, gadis kecil itu tidak berani pulang karena takut dimarahi ayahnya seperti hari-hari kemarin. Setelah ibunya meninggal yang merawat dia adalah neneknya dan kini neneknya pun meninggalkan dia untuk selama-lamanya. Sekarang gadis berusia 7 tahun itu tinggal dengan ayahnya yang suka memarahi dan memukulnya.


Dengan berlari-lari kecil dia menuju lorong sempit untuk berlindung dari hujan yang deras dan hari yang mulai gelap. Di tengah dinginnya malam gadis kecil itu duduk di lantai yang basah.

Dinyalakannya sebatang korek api untuk menghangatkan tubuhnya yang kurus dari dinginnya malam. Dari sebatang korek api yang dinyalakan tersungging senyum di wajah gadis kecil itu, karena di dalam cahaya api muncul wajah neneknya. Setelah ibunya tiada hanya neneknya yang merawat dan menyayanginya. Ketika korek api itu padam, lenyaplah wajah nenek yang dicintai itu.

Di ambilnya sebatang korek api dan dinyalakan lagi, kali ini yang muncul dalam cahaya api itu bermacam-macam hidangan makanan yang lezat, gadis kecil itu tersenyum membayangkan makanan-makanan lezat itu. Karena dari tadi pagi dia belum makan. Ketika korek api itu padam, lenyaplah hidangan lezat itu. Dengan perut yang sakit karena menahan lapar, gadis kecil itu kembali kedinginan di lorong yang sempit yang gelap di tengah derasnya hujan.
Dinyalakannya sebatang lagi korek api, kali ini gadis itu tersenyum karena yang muncul dalam cahaya api itu sebuah kamar dengan tempat tidur dan selimut yang tebal dan hangat. Ketika korek api itu padam, lenyaplah semua bayangan kamar yang hangat itu. Tubuhya yang kecil dan kurus kembali menggigil dan kedinginan.
Dinyalakannya sebatang korek api yang tersisa. Kali ini ia tidak tersenyum tetapi menangis bahagia, karena dalam cahaya itu muncul bayangan neneknya yang mengulurkan tangan ingin memeluknya. Kali ini tubuh kurusnya terasa hangat dalam pelukan neneknya yang dicintainya. Dan gadis kecil itu tertidur dengan senyum ceria diwajanya, disekelilingnya berserakan batang korek api yang sudah tidak dapat dinyalakan lagi.



Keesok harinya banyak orang berkerumun di lorong sempit itu, “kasihan anak malang ini, mungkin tadi malam dia kedinginan” kata seorang ibu yang menyaksikan sesosok tubuh kecil yang tengah meringkuk menahan dingin. Ternyata gadis kacil itu telah meninggal dunia.

end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar